Kamis, 18 Oktober 2012

Sedikit cerita dari Surabaya

Kalau dengar Surabaya mungkin bakal terbayang panasnya, ramenya, kulinernya, atau budayanya. Mungkin juga yang keluar di benak banyak orang sebuah tempat (lokalisasi) yang terkenal sangat besar se Asia Tenggara, tapi tenang saja, saya ndak tahu banyak tentang tempat itu, jadi saya ndak bisa cerita. Pernah g kebayang di Surabaya bisa liat makhluk-makhluk cantik (selain manusia) yang tubuhnya terlindungi oleh struktur yang disebut bulu?kalo ada yang berpikir saya lagi ngomongin burung, anda benar.

Surabaya yang terkenal sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta memang terkenal dengan panasnya, kulinernya, atau budaya jawa timurannya. Tapi dibalik itu semua Surabaya juga terkenal dengan IBA (Important Bird Area)-nya yang terletak di sepanjang Pantai Timur Surabaya (biasa disingkat Pamurbaya). Hal ini karena di Pamurbaya tersedia tempat hidup dan mencari makan bagi banyak jenis burung liar, salah satu lokasi yang termasuk dalam Pamurbaya adalah Wonorejo. Saya bukan asli Surabaya, tapi karena saya kuliah di Surabaya dengan jurusan Biologi, maka itu mengharuskan saya sedikit banyak cari tahu lokasi yang jadi IBA tersebut.

Wonorejo ada di kecamatan Rungkut, dengan lokasi yang diapit oleh dua sungai menjadikan Wonorejo hanya bisa dilewati dengan satu jalan darat saja, kalau mau jalan alternatif berarti harus lewat sungai dengan perahu. Akses yang ndak terlalu mudah ini jadi sedikit membantu alam liar disana melanjutkan hidupnya, meski sekarang sudah mulai banyak yang berdatangan kesana. Dulu waktu awal-awal saya maen di Wonorejo (sekitar 2007) saya juga ndak ngira kalau disana punya keanekaragaman hayati yang cukup mengejutkan, apalagi kalau dihubungkan dengan Surabaya, jadi malah terkesan ndak mungkin. Tapi coba saja maen kesana waktu petani tambak lagi panen, bisa ketemu yang namanya jenis-jenis burung Ardeidae (Kuntul, Cangak, Blekok, dll) yang lagi menuhin tambak buat ikut-ikutan panen.


Kalau ada yang pengen iseng motret Kuntul dkk dengan segala pose bisa datang aja maen ke Wonorejo sambil tanya ke petani tambak kapan ada panen. Atau bisa juga langsung tanya dimana tambak yang lagi banyak didatangi sama Kuntul. Tapi kalau lagi jalan-jalan kesana jangan lupa bawa bekal minum secukupnya, soalnya panasnya lumayan menyengat. Kalau mau nunggu dengan sabar bisa dapat fotonya deket banget.



Ndak semua orang senang dengan warna Kuntul yang gitu-gitu aja, Wonorejo masih punya banyak penawaran. Seperti makhluk sexy di bawah ini 


Bahkan kalau pas musim kawin bisa juga liat dan mengabadikan momen seperti ini


Pokoknya maen ke Wonorejo sambil bawa kamera cukup buat refresh otak-otak yang lagi jenuh, bosan, dll. Tapi dengan syarat ndak pake buang sampah sembarangan, ndak pake ngerusak tatanan yang ada di lokasi tambak, dan yang paling penting ndak pake bawa senapan buat nembakin makhluk-makhluk cantik itu.

Kapan-kapan saya bakal nambah lagi cerita dari Wonorejo, mudah-mudahan dengan foto yang lebih bagus juga (maklum saya masih belajar motret).